Pages

Minggu, 25 November 2012

Dikala Batinku Berbicara


Dikala Batinku Berbicara
Setelah aku menyelami semua kata-kata dalam novel ‘Edensor’, entah kenapa aku merasa “kerdil” sekali. Tumpukan halaman-halaman tentang kisah seorang pemuda melayu yang berani bermimpi, mengazamkan diri untuk bisa berada di Paris, Perancis. Melanjutkan studi riset telekomunikasinya, juga hal “gila” lainnya yaitu menjelajah dunia, merupakan salah satu yang menjadi bagian kepingan mimpi-mimpi kecilnya.

Bertemu dengan mozaik kehidupan nya, pengalaman yang tak akan pernah hilang dari ingatan nya. Betapa tidak hampir 42 negara telah dipijaki pemuda berambut ikal ini. Sekali lagi semua itu sangatlah luar biasa bagiku, apalagi semua itu tertuang dalam sebuah karya tetralogi maha dahsyat, dengan gaya bahasa yang membuat dunia kesastraan bergeming seraya menundukan kepalanya tanda menahan malu.
Lalu, bagaimana dengan diriku ? berimajinasi saja akan bagaimana aku di hari esok, aku tak berani. Dengan melihat kapasitas diri yang seperti sekarang ini, memang tak pantas rasanya aku untuk santai dan melepaskan jatah waktuku terbang indah entah kemana. Tapi aku sadar, tidaklah seharusnya aku merenungi semua kekelaman ini. Aku harus bangkit! Menata semuanya dan yang terpenting, membangun keberanian tuk merangkai mimpi-mimpi kecilku. Seraya berdo’a akan kujumpai mereka –para mimpi-mimpi itu- kelak suatu saat nanti. Karna bermimpilah, niscaya tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu.




*tulisan ini lahir karena penulis sedang tertarik dengan dunia sastra
dan bermimpi untuk mempunyai tumpukan karya nyata.

0 komentar:

Posting Komentar