Pages

Minggu, 25 November 2012


4 Faktor Perubahan di Lingkungan Pendidikan
                Berbicara tentang sekolah, tentunya banyak sekali model atau tipe sekolah yang akan kita jumpai. Hal ini terjadi karena memang berbedanya pula kurikulum dan sistem yang diterapkan di sekolah tersebut. Namun yang perlu digarisbawahi sebenarnya adalah bagaimana model dan system kurikulum di sekolah tersebut mampu mengarahkan para murid untuk mampu menjadi pribadi yang luar biasa. Nah, jikalau sampai saat ini hal itu belum terealisasikan berarti ada hal-hal yang perlu diperhatikan dan membutuhkan koreksi. Berikut adalah beberapa faktor yang menentukan sebuah perubahan di sebuah lingkungan pendidikan :

1.       Guru
Guru yang dimaksud disini adalah mencakup seluruh elemen pendidik dan pengelola, mulai dari pimpinan yayasan, badan pengurus, kepala sekolah, bagian kesiswaan, kurulum, guru bidang studi bahkan sampai elemen kecil di lingkup pengajar itulah yang disebut sebagai guru. Guru menjadi faktor terpenting dalam sebuah ritme pendidikan, karna bagaimanapun guru haruslah mampu untuk mengorientasikan peserta didiknya kepada apa yang menjadi tujuan sekolah tersebut -tentunya seyogyanya tujuan tersebut haruslah berdimensi islami-. Tidak hanya mampu mengorientasikan muridnya, guru juga harus berperan penting dalam memberikan contoh atau uswah yang karimah kepada para muridnya. Sehingga implementasi dari pendidikan mampu teraktulisasikan oleh para murid dengan aktivitas sehari-hari mereka yang condong dengan nilai-nilai islam.
2.       Nilai Ketauhidan
Poin ini merupakan hal yang sangat penting, mengingat posisinya sebagai landasan utama. Karena sebetulnya seorang “guru” haruslah mempunyai orientasi mengajar yang lurus, keikhlasan yang penuh, sabar yang kuat dan sadar bahwa “guru” adalah sebuah amanah yang akan dipertanggung jawabkan. Bukan jabatan apalagi ladang bisinis –nau’dzubillah-. Dan untuk mencapai itu semua, nilai ketauhidan seharusnya menjadi hal utama yang ditanamkan dalam diri kita.




3.       Perjuangan
Inilah yang tidak mudah, butuh keistiqomahan yang kuat. Perjuangan yang penuh keyakinan bahwasannya apa yang kita lakukan sekarang merupakan investasi amal baik kita untuk kehidupan selanjutnya. Bayangkan saja, misalnya kita mempunyai 20 orang murid. Mengingatkan mereka saja tentang suatu kebaikan kita sudah mendapat pahala, apalagi kalau sampai anak-anak tersebut mengamalkannya, sulit dibayangkan berapa pahala kebaikan yang akan kita peroleh. Subhanallah.
4.       Harapan
Setelah apa yang kita lakukan dan perjuangankan. Haruslah kita mempunyai harapan -baik yang bersifat duniawi ataupun akhirat-. Karna bersikap putus asa hanya akan melunturkan semua yang telah kita lakukan. Tanamkan dalam diri kita bahwa ini adalah tugas yang mulia, merintis perubahan yang tak mudah dan yang akan dikenang sebagai sebuah sejarah –minimal bagi hidup kita sendiri-. Karna apa-apa yang telah kita usahakan, niscaya tidak ada satupun yang luput dari pengamatan-Nya. Sesungguhnya apalagi yang kita cari sebenarnya  selain pahala dan ridho-Nya.

Nah, kalau empat hal di atas sudah mampu kita terapkan di lingkungan pendidikan kita. Insya Allah perubahan positif yang kita harapkan juga apa-apa yang menjadi tujuan dan misi  kita atas para murid kita untuk menjadi pribadi-pribadi yang luar biasa serta profil output yang sukses dunia akhirat, niscaya itu semua  akan tercapai cepat atau lambat. Allahualambishawab []

Oleh Yahya Ghulam Nasrullah
Sekjen di LDK STAIL Hidayatullah Surabaya

0 komentar:

Posting Komentar