4 Faktor
Perubahan di Lingkungan Pendidikan
Berbicara tentang sekolah, tentunya banyak sekali
model atau tipe sekolah yang akan kita jumpai. Hal ini terjadi karena memang
berbedanya pula kurikulum dan sistem yang diterapkan di sekolah tersebut. Namun yang perlu digarisbawahi
sebenarnya adalah bagaimana model dan system kurikulum di sekolah tersebut
mampu mengarahkan para murid untuk mampu menjadi pribadi yang luar biasa. Nah,
jikalau sampai saat ini hal itu belum terealisasikan berarti ada hal-hal yang
perlu diperhatikan dan membutuhkan koreksi. Berikut adalah beberapa faktor yang menentukan sebuah perubahan di
sebuah lingkungan pendidikan :
1.
Guru
Guru yang dimaksud disini adalah mencakup
seluruh elemen pendidik dan pengelola, mulai dari pimpinan yayasan, badan
pengurus, kepala sekolah, bagian kesiswaan, kurulum, guru bidang studi bahkan
sampai elemen kecil di lingkup pengajar itulah yang disebut sebagai guru. Guru
menjadi faktor terpenting
dalam sebuah ritme pendidikan, karna bagaimanapun guru haruslah mampu untuk
mengorientasikan peserta didiknya kepada apa yang menjadi tujuan sekolah
tersebut -tentunya seyogyanya tujuan tersebut haruslah berdimensi islami-.
Tidak hanya mampu mengorientasikan muridnya, guru juga harus berperan penting
dalam memberikan contoh atau uswah yang karimah kepada para muridnya. Sehingga
implementasi dari pendidikan mampu teraktulisasikan oleh para murid dengan
aktivitas sehari-hari mereka yang condong dengan nilai-nilai islam.
2.
Nilai
Ketauhidan
Poin ini merupakan hal yang sangat penting,
mengingat posisinya sebagai landasan utama. Karena sebetulnya seorang “guru”
haruslah mempunyai orientasi mengajar yang lurus, keikhlasan yang penuh, sabar
yang kuat dan sadar bahwa “guru” adalah sebuah amanah yang akan dipertanggung
jawabkan. Bukan jabatan apalagi ladang bisinis –nau’dzubillah-. Dan
untuk mencapai itu semua, nilai ketauhidan seharusnya menjadi hal utama yang
ditanamkan dalam diri kita.
3.
Perjuangan
Inilah yang tidak mudah, butuh keistiqomahan
yang kuat. Perjuangan yang penuh keyakinan bahwasannya apa yang kita lakukan
sekarang merupakan investasi amal baik kita untuk kehidupan selanjutnya.
Bayangkan saja, misalnya kita mempunyai 20 orang murid. Mengingatkan mereka
saja tentang suatu kebaikan kita sudah mendapat pahala, apalagi kalau sampai
anak-anak tersebut mengamalkannya, sulit dibayangkan berapa pahala kebaikan
yang akan kita peroleh. Subhanallah.
4.
Harapan
Setelah apa yang kita lakukan dan
perjuangankan. Haruslah kita mempunyai harapan -baik yang bersifat duniawi
ataupun akhirat-. Karna bersikap putus asa hanya akan melunturkan semua yang
telah kita lakukan. Tanamkan dalam diri kita bahwa ini adalah tugas yang mulia,
merintis perubahan yang tak mudah dan yang akan dikenang sebagai sebuah sejarah
–minimal bagi hidup kita sendiri-. Karna apa-apa yang telah kita usahakan,
niscaya tidak ada satupun yang luput dari pengamatan-Nya. Sesungguhnya apalagi
yang kita cari sebenarnya selain pahala
dan ridho-Nya.
Nah, kalau empat hal di atas sudah mampu
kita terapkan di lingkungan pendidikan kita. Insya Allah perubahan positif yang kita harapkan juga apa-apa yang
menjadi tujuan dan misi kita atas para
murid kita untuk menjadi pribadi-pribadi yang luar biasa serta profil output
yang sukses dunia akhirat, niscaya itu semua
akan tercapai cepat atau lambat. Allahualambishawab
[]
Oleh
Yahya Ghulam Nasrullah
Sekjen
di LDK STAIL Hidayatullah Surabaya
0 komentar:
Posting Komentar